Rss Feed
  1. KERAJAAAN BULELEG

    Rabu, 30 April 2014

    [PREAMBULE]
    Suatu catatan sejarah Bali yang perlu dikemukakan dalam bahasan tentang feudalism in Bali yang menuju kepada manorialism, adalah tentang sosok Ki Barak yaitu anak hasil hubungan gelap antara Dalem Sagening raja Gelgel dengan pembantu istana yang bernama Ni Luh Pasek. Bayi itu lahir tahun 1599M kemudian dinamakan Ki Barak karena ketika lahir seluruh tubuhnya berwarna merah darah. Keajaiban phisik serta kekuatan magis terpancar dari anak itu dalam pertumbuhan selanjutnya. Untuk menutup aib maka ia diserahkan kepada I Gusti Jelantik Bogol sebagai anak angkat kemudian diberi nama Gusti Gede Kepasekan. Dalem Sagening khawatir bila keperkasaan Gusti Gede Kepasekan dapat menyaingi kewibawaan putra mahkota I Dewa Dimade. Maka pada tahun 1611M Ki Barak atau Gusti Gede Kepasekan “dibuang” ke Den Bukit bersama ibunya Ni Luh Pasek. Ketika itu Ki Barak baru berusia 12 tahun. Lima tahun kemudian tepatnya tahun 1616M ketika Ki Barak berusia 17 tahun, ia berhasil membunuh penguasa Den Bukit yang bernama Pungakan Gendis. Sejak itu ia dinobatkan oleh rakyat Den Bukit menjadi raja dengan gelar I Gusti Anglurah Panji Sakti. Wilayah kerajaan yang membentang dari Gilimanuk di ujung barat sampai ke Tianyar di ujung timur dan Menguwi di selatan kemudian dinamakan Buleleng. 

    [RAJA RAJA]









    .







    Pada masa perkembangan kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan mendaji salah satu daerah kekuasaan Dinasti Warmadewa. Sesuai dengan letaknya yang ada ditepi pantai, Buleleng berkembang menjadi pusat perdagangan laut. Hasil pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat menuju Buleleng. Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian seperti kapas , beras, asam, kemiri, dan bawang diangkut ke pulau lain. Perdagangan dengan daerah seberang mengalami
    perkembangan pesat.
    Begitu juga dengan perkembangan agamanya, I Gusti ketut membentuk benteng 200 meter dari Pura Dalem Jagaraga, sebagai perwujutan sistem pertahanan "Duniawi-rohani" religius-spiritual. Dan, posisi benteng Jagaraga dianggap sebagai lini terdepan kawasan kekuasaan sakti Dewa Siwa, sebagai manifestasi Tuhan.

    [VIEW] PENINGGALAN KERAJAAN BULELENG
    Boleh boleh ukirannya 😌
     

    Mungkin Itu aja dari ane siang ini, Enjoy lah Pokoknya disini
    Source bisa dilihat Disini :
    MATA AIR 1 MATA AIR 2 MATA AIR 3
    Have a nice Lunch all..






    Andika Marbun
    X Ipa 1 / 04


  2. Kerajaan Holing

    Senin, 28 April 2014

    Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

    LETAK KERAJAAN HOLING
         
    Pada abad ke-7 berdiri suatu kerajaan yang bernama Kalingga / Holing. Letak kerajaan kalingga hingga kini belum dapat di pastikan. Hal itu di sebabkan karena adanya beberapa pendapat yang yang berbeda dalam membahas letak kerajaan tersebut, di antaranya :
    a)      Menurut berita Cina yang berasal dari Dinasti Tang menyebutkan bahwa letak kerajaan kalingga berbatasan dengan laut sebelah selatan, Tan-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali) di sebelah timur, dan To-Po-Teng di sebelah barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-Po (jawa) sehingga berdasarkan berita cina tersebut dapat di simpulkan bahwa kerajaan kalingga / holing terletak di pulau jawa, khususnya jawa tengah.
    b)      Dalam menentukan letak kerjaan kalingga / holing, J.L. Moens meninjau dari segi perekonomian, yaitu pelayaran dan perdagangan. Alasannya, selat malaka merupakan selat yang sangat ramai dalam aktivitas pelayaran perdagangan. Pendapat J.L. Moens ini di perkuat dengan di pertemukannya sebuah daerah di Semenanjung Malaya yang bernama Keling.

    PENINGGALAN KERAJAAN HOLING
    Salah satu peninggalan kerajaan kalingga / holing adalah prasasti tukmas. Prasasti ini di temukan di Desa Dakwu tepatnya di daerah Grobogan Purwodadi di Lereng gunung merbabu di jawa tengah. Prasasti ini bertuliskan huruf pallawa berbahasa sansekerta yang menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Selain itu, prasasti ini juga memiliki gambar- gambar seperti kendi, trisula, kapak, kelasangka, cakra, dan bunga teratai yang merupakan lambing keeratan hubungan manusia dengan para dewa.   
     
    ASPEK KEHIDUPAN PEMERINTAHAN KERAJAAN HOLING

    a)    Kehidupan Politik
        Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa kerajaan kalingga / holing di perintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan sanksi yang tegas. Rakyat tunduk dan patuh terhadap segala perintah Ratu Sima bahkan tidak seorang pun rakyat maupun pejabat kerajaan yang melanggar segala perintahnya.
    a)    Kehidupan Ekonomi
        Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing berkembang pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang di sebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan dengan teratur. Selain itu, kegiatan ekonomi masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam, menghasilkan kulit, penyu, emas, perak, cula badak, dan gading serta membuat garam. Kehidupan masyarakat holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di Holing tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat Holing memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti dengan adanya rakyat Holing telah mengenal tulisan dan ilmu perbintangan.
    a)    Kehidupan Agama
         Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.
    Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou-ei-Ning. Ia pergi Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina.

                                             
       SUMBER SEJARAH

    1)    Berita Dari Cina
    Pendeta I-Tsing menyatakan bahwa pendeta Hwining dan Yunki (pembantu pendeta Hwining) pergi ke Holing pada tahun 664 untuk mempelajari ajaran agama Budha. Ia juga menerjemahkan kitab suci agama Budha dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina. Kitab yang ia terjemahkan merupakan bagian terakhir dari kitab Varinirvana yang mengisahkan tentang pembukaan jenazah sang Budha. dalam 
    2)    Prasasti Tukmas
                    
      HUBUNGAN KERAJAAN HOLING DENGAN NEGERI LUAR
    Pada masa Chen-kuang, raja holing bersama raja To-ho-lo To-p’o-teng menyerahkan upeti ke Cina. Upeti tersebut disambut baik oleh kaisar Chen-kuang. Oleh karena itu, kaisar cina mengirimkan balasan yang dibubuhi cap kerajaan kepada mereka. Selain itu, kaisar cina juga memberikan kuda-kuda terbaik kepada raja To-ho-lo.                                                                                 
    Pada tahun 813 Masehi, raja holing mengirim upeti lagi ke cina. Utusan tersebut mempersembahkan empat budak sheng-chih, burung kakatua, dan burung p’in- chiat serta benda-benda lainnya. Kaisar amat berkenan hatinya sehingga ia memberikan gelar kehormatan kepada utusan tersebut. Tetapi utusan tersebut memohon agar gelar kehormatan itu diberikan kepada adiknya saja. Kaisar sangat terkesan dengan sikap utusan tersebut sehingga ia memberikan gelar kehormatan kepada keduanya.
                                                            

    MASA KEJAYAAN
      Pada tahun 674 Masehi, kerajaan kalingga/holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Ratu sima merupakan raja yang terkenal di pemerintahan kerajaan holing. Dibawah kekuasaan Ratu sima ini, kerajaan kalingga/holing mengalami masa kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
          Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing. Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya. Namun, pada suatu hari sang putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh ratu sima. Ia langsung memerintahkan kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu merupakan tindakan kejahatan pencurian. Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera mahkota kepda ratu sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota dipotong.
    (Ade Bunga Putri X IPA 1)
    Sumber: http://harneycute.blogspot.com/2012/01/letak-kerajaan-holing-normal-0-false.html, http://wikipedia.com/Kerajaan_Kalingga 

  3. Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

    Minggu, 27 April 2014

    Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Hayam Wuruk adalah raja keempat yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389. Ia menggantikan Tribhuwanattunggadewa Jayawisnuwarddani. Hayam Wuruk dalam memerintah dibantu oleh Gajah Mada. Dalam masa pemerintahannya, Hayam Wuruk dapat membawa seluruh rakyatnya mengalami kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan. Setiap perayaan agung di pusat kerajaan di meriahkan oleh seluaruh rakyat tanpa kecuali



    Pada masa pemerintahannya itulah kerajaan-kerajaan lain di nusantara raya ini tidak hanya sekedar sebagai negara bawahan yang tidak mempunyai kemerdekaan, tetapi semua kerajaan itu bersama-sama dengan pemerintah pusat di Jawa Timur mengembangkan potensi daerah masing-masing bagi kepentingan nusantara raya ini. Pada masa pemerintahannya juga, seluruh kepulauan di Indonesia berada di bawah kekuasaan Majapahit. Namun hal itu tidak lepas juga dari gigihnya Gajah Mada yang benar-benar menjalankan Sumpah Palapa. 

    Menurut Kakawin Negarakertagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit juga menjalin hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok. 


    Gajah Mada


    Daerah Kekuasaan Majapahit







    Dhonna Dwi Safitri/X IPA 1

    sumber: http://rennymasmada.com/?p=401 
    sama gue ngerangkum sendiri dari buku sejarah indonesia yang di keluarin kemendikbud kurkul 2013
                


  4. Sriwijaya, adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatra dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung malaya, Sumatra, Jawa, dan pesisir Kalimantan.



    Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selain itu juga terdapat berbagai peninggalan-peninggalan lain yang menjadi bukti keberadaan kerajaan Sriwijaya, diantaranya adalah :


    1.       Prasasti Kedudukan Bukit (605 Saka=683 M)
    Prasasti ini berbahasa sanskerta yang menyebutkan tentang perjalanan suci (Shidartayatsa) yang dilakukan oleh Dapunta Hyang dari Minangatamwan. Perjalanan tersebut berhasil menaklukan beberapa daerah.

    2.       Prasasti Talang Tuo (606=648 M)

    Berisi tentang pembuatan kebun (taman) yang di beri nama srikstra atas perintah Dapunta Hyang Srijayanegara untuk kemakmuran semua makhluk. Dimuat juga doa-doa agama Budha Mahayana.

    3.       Prasati Talaga Batu (tanpa angka tahun)

    Prasasti ini berbahasa melayu dan berhuruf palawa, berisi tentang kutukan-kutukan kepada siapa saja yang tidak tunduk kepada raja. Ditemukan di Telaga Batu dekat Palembang.

    4.       Prasasti Kota Kapur (608 Saka=686)

    Ditemukan di pulau bangka. Prasasti ini berhuruf palawa dan berbahasa sanskerta, berisi tentang permohonan kepada dewa untuk menjaga kerajaan Sriwijaya dan menghukum siapa saja yang akan bermaksud jahat. Prasati ini juga menyebutkan tentang penyerangan Sriwijaya ke sebuah kerajaan (kemungkinan adalah kerajaan Tarumanegara).

    Berikut ini beberapa peran penting Kerajaan Sriwijaya :


    1.  Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim yang besar

    Dari bukti-bukti historis yang ada dapat di simpulkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan maritime yang mampu menguasai dan mengontrol perdagangan di wilayah Nusantara. Perannya sebagai Negara maritim tidak terlepas dari faktor-faktor berikut:

    a.  Letak Sriwijaya strategis

    b.  Sriwijaya mempunyai potensi alam sehingga menarik para pedagang untuk singgah di Sriwijaya.

    c.   Keruntuhan kerajaan maritim Funan (di indoCina) yang awalnya merupakan penguasa  perdagangan di kawasan Asia Tenggara.

           

    Keuntungan Kerajaan Sriwijaya sebagai Negara maritim antara lain:
    a.      Bea masuk barang dagangan yang melewati Bandar-bandarnya.

    b.      Bea masuk kapal yang melewati wilayahnya dan berlabuh di Bandar-bandarnya.

    c.       Upeti persembahan dari para pedagang dan raja-raja taklukan.

    d.      Hasil keuntungan dari perdagangan Sriwijaya sendiri.



    2.  Sriwijaya sebagai Pusat Agama Budha di Asia Tenggara

    Sriwijaya merupakan kerajaan budha yang menganut aliran Budha Mahayana. Sebagai pusat agama budha, di Sriwijaya banyak didirikan biara-biara yang didiami oleh ratusan bhiksu. Di Sriwijaya juga didirikan perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu dan kebudayaan Budha. Gurunya yang terkenal antara lain Sakyakirti dan Dhamakirti. Sriwijaya juga mengirim bhiksu-bhiksu untuk belajar ke india yaitu ke Nalanda (860 M). Terdapat juga sebuah prasati yang bernama prasasti nalanda yang isinya tentang pembebasan pajak beberapa buah desa agar dapat member nafkah kepada para Bhiksu dalam sebuah biara yang dibangun oleh balaputra dewa yang merupakan keturunan Mataram dari dinasti Sanjaya yang menjadi raja terbesar Sriwijaya.

     

    KEHIDUPAN EKONOMI

    Kerajaan Sriwijaya
     adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa silam. Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim yang pernah menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Tahailand Selatan. Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapalkapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian. Faktor- faktor yang mendorong Sriwijaya muncul menjadi kerajaan besar adalah sebagai berikut.
    • Letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan.
    • Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India melalui Asia Tenggara.
    • Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina. Dengan runtuhnya Funan memberikan kesempatan kepada Sriwijaya untuk berkembang sebagai negara maritim menggantikan Funan.
    • Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di perairan Asia Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.

    RUNTUHNYA KERAJAAN SRIWIJAYA

    Kerajaan Sriwijaya mundur sejak abad ke-10 disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

    • Perubahan keadaan alam di sekitar Palembang. Sungai Musi, Ogan Komering, dan sejumlah anak sungai lainnya membawa lumpur yang diendapkan di sekitar Palembang sehingga posisinya menjauh dari laut dan perahu sulit merapat.
    • Letak Palembang yang makin jauh dari laut menyebabkan daerah itu kurang strategis lagi kedudukannya sebagai pusat perdagangan nasional maupun internasional. Sementara itu, terbukanya Selat Berhala antara Pulau Bangka dan Kepulauan Singkep dapat menyingkatkan jalur perdagangan internasional sehingga Jambi lebih strategis daripada Palembang.
    • Dalam bidang politik, Sriwijaya hanya memiliki angkatan laut yang diandalkan. Setelah kekuasaan di Jawa Timur berkembang pada masa Airlangga, Sriwijaya terpaksa mengakui Jawa Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia bagian timur dan Sriwijaya di bagian barat.
    • Adanya serangan militer atas Sriwijaya. Serangan pertama dilakukan oleh Teguh Dharmawangsa terhadap wilayah selatan Sriwijaya (992) hingga menyebabkan utusan yang dikirim ke Cina tidak berani kembali. Serangan kedua dilakukan oleh Colamandala atas Semenanjung Malaya pada tahun 1017 kemudian atas pusat Sriwijaya pada tahun 1023 – 1030. Dalam serangan ini, Raja Sriwijaya ditawan dan dibawa ke India. Ketika Kertanegara bertakhta di Singasari juga ada usaha penyerangan terhadap Sriwijaya, namun baru sebatas usaha mengurung Sriwijaya dengan pendudukan atas wilayah Melayu. Akhir dari Kerajaan Sriwijaya adalah pendudukan oleh Majapahit dalam usaha menciptakan kesatuan Nusantara (1377). 
    Romi Putra (X IPA 1)

    sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
                   http://rahmandiligent.blogspot.com/p/kerajaan-sriwijaya.html







  5. Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang. Kerajaan Singasari hanya sempat bertahan 70 tahun sebelum mengalami keruntuhan. Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kadiri dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.

    Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.

    A. SISTEM PEMERINTAHAN KERAJAAN SINGASARI
    Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
    1. Ken Arok (1222–1227 M)
    Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.

    2. Anusapati (1227–1248 M)
    Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.

    3. Tohjoyo (1248 M)
    Dengan meninggalnya Anusapati maka tahta Kerajaan Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.

    4. Ranggawuni (1248–1268 M)
    Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
    5. Kertanegara (1268-1292 M)
    Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia  yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.

    Politik Dalam Negeri:

    Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani.
    Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
    Memperkuat angkatan perang.
    Politik Luar Negeri:

    Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
    Menguasai Bali.
    Menguasai Jawa Barat.
    Menguasai Malaka dan Kalimantan.
    Berdasarkan segi budaya, ditemukan candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewa Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Kertanegara (kedua patung kertanegara baik patung Joko Dolog maupun Amoghapasa menyatakan bahwa Kertanegara menganut agama Buddha beraliran Tantrayana).

    C. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI
    Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singasari pun berakhir.

    D. HUBUNGAN KERAJAAN SINGASARI DENGAN MAJAPAHIT
    Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

    (Sumber: http://haristepanus.wordpress.com/masa-hindu-buddha/kerajaan-singasari/)

    Syifa Deyana S X IPA 1


  6. Kerajaan Kediri


    Hai! gue, Ryzkianty Annis N akan membuat artikel(?) bilangnya artikel, biar keren sejarah nih. Jujur aja deh ya, gue susah banget  ngafal sejarah-_- tapi, kayaknya sekarang gue bisa dikit-dikit ngerti tentang sejarah. Gimana caranya? caranya bikin timeline secara kronologis terus ngertiin ceritanya. 

    Nah kali ini gue bakal bahas mengenai Kerajaan Kediri. Pernah denger gak kerajaan kediri? pasti pernah dong. Eits, tapi kalian pernah tau gak gimana sih ceritanya kerajaan kediri itu? Yap kali ini gue, bakal ngejelasin tentang Kediri secara kronologis!

    Awal Mula Berdirinya Kediri
    Zaman dahulu kala ada 2 kubu yaitu,  Panjalu(kelompoknya Samarawaijaya) dan Jenggala(Panji Garasakan). Kedua kubu itu perang saudara. Perang tersebut dimenangi oleh Panji Garasakan, dari Jenggala.

    Kemudian...

                    Tidak ada kabar lagi mengenai Panjalu maupun Jenggala

               Lalu..

                    Dengan rajanya Jayawangsa, Panjalu muncul kembali. Dikenal dengan nama Kerajaan Kediri.  dengan ibu kotanya Daha.

    Kelanjutan Kediri

    a.    Raja Bameswara(1117 M)
    Meninggalkan 2 prasasti, yaitu :
    ·         Prasasti Padlegan(1117 M)
    ·         Panumbangan (1120 M)
    Berisi mengenai pemberian status perdikan untuk beberapa desa.

    b.    Raja Jayabaya (1135 M) (Raja terkenal)
    Meninggalkan beberapa prasasti :
    ·         Hantang (terkenal, memuat tentang Panjalu Hayati. Mengenang kemenangan panjalu atas Jenggala)
    ·         Talan
    ·         Desa Jepun
    Jayabaya merupakan raja terkenal dan terbaik(masa kejayaan) di kerajaan Kediri. Jayabaya telah berhasil mengatasi berbagai kekacauan di kerajaan.


    Perkembangan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya

    1.   Politik
    1135 M, Jayabaya berhasil memadamkan kekacauan politik yang ada di kerajaan. Buktinya terdapat kata-kata panjalu jayati pada prasasti Hantang. Politiknya jauh lebih baik daripada raja sebelumnya

    2.     Sosial
    Menurut berita Cina, dari kitab Ling-wai-tai-ta diterangkan
    ·         Orang-orang memakai kain dibawah lutut
    ·         Rambutnya diurai
    ·         Rumah bersih dan teratur
    ·         Ubin Hijau-kuning
    ·         Dalam perkawinan terdapat mas kawin
    ·         Raja memakai baju sutera, sepatu, dan perhiasan emas
    ·         Raja naik kereta/gajah yang diiringi 500-700 prajurit

    3.    Ekonomi
    Rakyat makmur. Dengan mata pencaharian pertanian padi yang terus berkembang. Didukung oleh pelayaran dan perdagangannya yang juga berkembang. Hal ini ditopang oleh Armada Laut Kediri yang cukup tangguh untuk menjamin keamanan perairan Nusantara.
    Barang perdagangan di Kediri : emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang.
    Sudah ada kesadaran pajak.

    4.    Budaya
    Di bidang kebudayaan, perkembangan seni sastra & wayang merupakan yang menonjol.
    Di bidang wayang : Wayang Panji

    Di bidang sastra :
    ·         Kitab Baratayudha
    mengenai gambaran terjadinya perang saudara Panjalu vs Jenggala, diibaratkan menjadi Kurawa & Pandawa yang masing-masing keturunan Barata.
    ·         Kitab Kresnayana
    Mengenai perkawinan antara Kresna dengan Dewi Rukmini.
    ·         Kitab Smaradhana
    Menceritakan tentang sepasang suami istri, Smara & Rail yang kena kutuk & mati terbakar oleh api (dahana) karena menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa.
    ·         Kitab Lubdaka
    Menceritakan tentang seorang pembunuh bernama Lubdaka. Ia sudah banyak membunuh namun ia masuk surga karena melakukan pemujaan istimewa terhadap Syiwa.


    Berakhirnya Kerajaan Kediri

    c.    Raja Kertajaya/Dandang Gendis
    Raja Kertajaya sombong dan berani melanggar adat, sehingga terjadi pertentangan antara raja dan kaum brahmana. Hal ini memperlemah keadaan Kediri.
    Hingga suatu ketika, pada tauh 1222, Kerajaan Kediri(Kertajaya) diserang oleh Kaum Brahmana dengan dibantu oleh Ken Arok. Akhirnya Kertajaya pun kalah, dan berakhirlah kerajaan Kediri


    Gimana? Masih pusing gak sama cerita soal Kediri? Kalo masih pusing, Mungkin kalian tipe-tipe audio, jadi gue sedian juga nih gue lagi mendongeng menceritakan tentang Kediri melalui suara/audio.






    Sekian artikel mengenai kerajaan Kediri. Semoga dengan artikel ini bisa menambah wawasan kalian mengenai Sejarah yaa! 


    Oleh : Ryzkianty Annis N 
    Kelas : X IPA 1


    *ps : rangkuman Kediri ini gue rangkum sendiri dari buku Sejarah Kemendikbud kurikulum 2013